tentang kekekalan pada suratmu
yang berjalan dari jari-jari waktu
menuju matamu, mata kananmu
lalu hijrah tepat di paru-paruku
*
seekor kucing menjauh
dari ikan segar yang dulu pernah dipuja
lebih dari ia memuja suara kering milik Johnny Cash
atau lamunan-lamunan yang dituturkan Paulo Coelho
*
pesanku, jangan percaya kepada pesan singkat,
kurir pengirim barang, foto terbaru milik
pengantin yang menikah pada bulan hampir sabit
sebab, yang mampu memberi kabar
hanya waktu yang kutitip di jari-jarimu
sempatkanlah menyelam ke dalam subuh
di keningnya yang haru, mengunci semua janji-janji
yang tidak pernah ditepati
tegarlah kepada cinta, yang pernah kaubisikkan
kepadaku di ujung saluran telepon
*
dua jengkal di atas kepalamu
ada langit, yang siap tumpah kepada siapa pun
yang tidak siap membaca mendung di matamu
dan gurun pasir di bibirmu
*
jangan pernah menangis, aku mohon
walau kamu jatuh dari sepeda roda tiga
walau kamu tidak bisa meluncur dari perosotan
walau kamu bukan kanak-kanak lagi
kamu berhak atas taman yang kamu bangun sendiri
dan dongeng yang tidak pernah diceritakan ibumu
*
demi diksi yang berantakan ini
dan rima tanpa kausalitas yang baik
aku mendoakanmu agar baik-baik saja
aku lupa cara melupakanmu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment