Wednesday, March 8, 2017

Surga yang Dibuat Sendiri

tuhan maha selalu
manusia yang maha terkadang
dijualnya sepuluh sifat baik
demi nama sosial

senyum nya pulas sejak
orang tua nya bercerai
tidurnya gusar
meski esok harus bangun sebelum
adzan subuh meniup keningnya
yang kasar, yang tidak pernah
dicium bibir hujan

mencipta distorsi pribadi
untuk melebur sepi
yang terlanjur lebam
dipukuli waktu

matanya pecah
air matanya naik
sampai ke surga
yang dibuat sendiri

lamunannya panjang
tentang mesin waktu,
lagu hujan
dan makanan favorit adik

kesal yang kekal
geram dikepal
dihantamnya takdir
berharap waktu bisa jadi
teman untuk kompromi

tetapi tuhan
adalah sederhana yang
paling sempurna

dari yang sepadan,
yang saling makan
sampai yang saling melupakan

menakar sedih setiap pagi
lalu menjemur pilu
yang masih lembab
dihujani janji yang tergamang

di titik nadir
sembunyi segala getir
yang ketir
di belakang punggung takdir

dia hanya puisi
bisu yang mampu berteriak
dia hanya perlu diisi
kosong dan berkerak

No comments:

Post a Comment

< > Home
posudara © , All Rights Reserved. DESIGN BY Sadaf F K.