denting waktu melamun tak tentu
sehari puas diguyur sesak di paru-paru
seperti runtuh dunia di kepalaku
memisahkan yang tidak pernah menyatu
sejauh mataku terbang tiada henti
merasa bijaksana atas apapun yang pernah dikaji
seperti retak janji kepada bathin sendiri
mengakhiri yang tidak pernah dimulai
menimbang adil dan tidaknya kehidupan
bernyanyinya jiwa-jiwa yang kerap terlupakan
seperti pecah mata di kepala yang tanpa harapan
menjauhkan yang tidak pernah saling berhadapan
aku kosong, sempat terisi sedikit
dengan senyuman yang kaurakit
aku lelap, sempat terbangun sendiri
mengingat hangat bisikmu tentang janji
tuhan punya takdir
aku melepasmu dengan sangat terkilir
kamu berjalan tanpa mampu menafsir
demi masa, sesal ada di setiap akhir
Wednesday, November 1, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment